TIRTAYATRA : Pura Rambut Siwi – Pura Agung Blambangan – Pura Mandhara Giri Semeru – Pura Luhur Poten Bromo – Pura Giri Arjuno Malang
Harga Paket | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Jumlah Peserta | Min 02 Orang | 03 - 06 Orang | 07 - 10 Orang | 11 - 17 Orang | 18 - 30 Orang | 31 - 40 Orang |
Paket Mekemit | Rp……. | Rp……. | Rp……. | Rp……. | Rp……. | Rp……. |
Penjelasan Harga :
Penjelasan tentang Pura yang dikunjungi :
….Yadnya Kasada Pura Luhur Poten Gunung Bromo….
Pada malam ke-14 Bulan Kasada Masyarakat Tengger penganut Agama Hindu (Budha Mahayana menurut Parisada Hindu Jawa Timur) berbondong-bondong menuju puncak Gunung Bromo, dengan membawa ongkek yang berisi sesaji dari berbagai hasil pertanian, ternak dan sebagainya, lalu dilemparkan ke kawah Gunung Bromo sebagai sesaji kepada Dewa Brahma (Brohmo) yang dipercayainya bersemayam di Gunung Bromo. Upacara korban ini memohon agar masyarakat Tengger mendapatkan berkah dan diberi keselamatan oleh Yang Maha Kuasa.........
Upacara Kasada diawali dengan pengukuhan sesepuh Tengger dan pementasan sendratari Rara Anteng Jaka Seger di panggung terbuka Desa Ngadisari. Kemudian tepat pada pukul 24.00 dini hari diadakan pelantikan dukun dan pemberkatan umat di poten lautan pasir Gunung Bromo. Dukun bagi masyarakat Tengger merupakan pemimpin umat dalam bidang keagamaan, yang biasanya memimpin upacara-upacara ritual perkawinan dll. Sebelum dilantik para dukun harus lulus ujian dengan cara menghafal dan membacakan mantra-mantra.
Hari Minggu Umanis, Wuku Menail, tanggal 8 Maret 1992, dipimpin delapan pendeta, digelarlah untuk pertama kalinya upacara Pamlaspas Alit dan Mapulang Dasar Sarwa Sekar. Dengan begitu status dan fungsi bangunan pun berubah menjadi tempat suci, pura. Selanjutnya pada bulan Juni - Juli 1992 diaturkan upacara besar berupa Pamungkah Agung, Ngenteg Linggih, dan Pujawali. Lewat Surat Keputusan Nomor: 07/Kep/V/PHDI/1992, dengan memperhatikan hasil pertemuan pihak-pihak instansi, badan dan majelis yang terkait, di Wantilan Mandapa Kesari Warmadewa, Besakih, tanggal 11 Mei 1992, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat lantas menetapkan nama, status dan pengelola pura. Ditetapkan antara lain : nama pura adalah Pura Mandhara Giri Semeru Agung dengan status Pura Kahyangan Jagat, tempat memuja Hyang Widhi Wasa. Sebagai penyungsung adalah seluruh umat Hindu di Indonesia.
Program Perjalanan :
Menuju ke dataran Pulau Jawa untuk kegiatan Tirtayatra dengan transportasi Bus, yang diawali dengan singgah di Pura Rambut Siwi, sebagai napak tilas disaat Mpu Dang Hyang Nirartha menginjakkan kaki pertama kali di Bali di Pura ini serta meluruskan ajaran agama Hindu di Jembrana. Menyeberang lautan menuju Pulau Jawa. Perjalanan kembali untuk menuju Blambangan. Tiba di Pura Agung Blambangan, Persembahyangan dan Makan Siang di Pura. Perjalanan kembali untuk menuju Lumajang. Sore hari menjelang malam tiba di Lumajang. Pembersihan diri sebelum melakukan persembahyangan di Pura Mandara Giri Semeru Agung – Lumajang. Persembahyangan, Makan Malam dan Mekemit di Pura.
Makan Pagi disuguhkan di Pura, dilanjutkan kegiatan bersih-besih di Areal Pura untuk kemudian mepamit. Melanjutkan perjalanan untuk menuju ke Bromo. SInggah dalam perjalanan untuk Makan Siang. Tiba Di Bromo, dengan menggunakan transportasi setempat menuju kawah Gunung Bromo. Persembahyangan di Pura Luhur Poten Gunung Bromo dilakukan. Usai persembahyangan, peserta melanjutkan perjalanan untuk menuju Malang. Singgah dalam perjalanan untuk Makan Siang. Tiba di Malang pada sore hari, Makan Malam dan Istirahat di Penginapan.
Perjalanan menuju ke kawasan Batu untuk melakukan persembahyangan di Pura Giri Arjuno. Tiba di Desa Tulung Rejo berganti kendaraan untuk menuju Pura Giri Arjuno. Makan Siang dan Persembahyangan di Pura. Usai persembahyangan, peserta melanjutkan perjalanan untuk kembali menuju Pulau Bali. Istirahat dan Makan Malam dalam perjalanan.
Tiba di Bali, Acara selesai.
Harga Termasuk :
Harga Tidak Termasuk :
Tips Perjalanan untuk Anda :